Jumat, 16 Agustus 2013 0 komentar

Melukis Pelangi: Oki Setiani Dewi

Melukis Pelangi, karya Oki Setiani Dewi




Siapa sangka, mbak Oki Setiani Dewi, pemeran Anna Althafunnisa dalam film Ketika Cinta Bertasbih, memiliki lika-liku kehidupan yang amat menyentuh. lewat bukunya, Melukis Pelangi, ia menceritakan roda kehidupannya, dari seorang remaja yang terobsesi menjadi artis, hingga benar-benar menjadi pemeran utama film KCB yang mendapat banyak penghargaan. dari seorang figuran yang berpakaian serba mini dan ketat, hingga menjadi aktris yang bangga dengan jilbabnya. buku ini, menceritakan bagaimana ia mendapat hidayah Tuhan untuk memulai berjilbab dan menekuni pengetahuan agamanya.

cerita di mulai ketika ia masih kecil. sejak kecil ia sudah berprestasi. ia memenangkan banyak lomba peragaan busana. awalnya ia kalah, namun kekalahan itu malah memicunya untuk terus mencoba dan mencoba, hingga ia memenangkan lomba peragaan busana. malah di acara lomba berikutnya ia tidak diperbolehkan ikut lagi, sebab ia selalu menang dan dimaksudkan memberi kesempatan pada peserta lain. namun rupanya prestasinya tidak berhenti di sini, ia memang tidak diperbolehkan lagi ikut lomba, tapi ia dijadikan dewan juri. seorang remaja dengan usia belasan tahun sudah menjadi juri peragaan busana. bukan hanya itu, di bidang akademik, ia selalu berkibar. ia banyak menjadi MC di acara-acara sekolah, maupun di luar sekolah. namanya sudah berkibar di kota kelahirannya, Batam. ia sadar, jika ia ingin memperlebar sayapnya, ia harus hijrah ke lain tempat. maka ketika menginjak SMA, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta.

di Jakarta, ia sekolah di daerah Depok. tinggal sendirian di ibukota di rumah kontrakan ketika berusia 16tahun. di sini ia mulai menjadi figuran. ternyata, jadi figuran itu nggak mudah. sepulang sekolah ia langsung ke lokasi syuting hingga jam lima pagi keesokannya, begitu setiap hari hingga jadi kurang tidur dan prestasi di sekolahnya merosot. cobaan datang ketika ibunya menderita penyakit kulit, phempigus vulgaris. di sini ia akhirnya memutuskan untuk berjilbab sebagai doanya agar ibunya sembuh. entah ini cobaan atau hidayah, kalau menurut saya, ini adalah hidayah bagi mbak oki.
saya mulai meneteskan air mata ketika membaca di bagian ini. betapa sakitnya ketika melihat ibu yang menahan sakit dari luka perih yang ada di seluruh tubuhnya. yang lebih mengharukan, ibunya tetap berusaha menyembunyikan rasa perihnya. ketika di rawat di rumah sakit, ibunya meminta oki untuk keluar dari kamarnya ketika perawat akan menggantikan pakaiannya, sebab ia akan menjerit kesakitat akibat bajunya menempel pada luka yang melepuh

satu hal, yang membuat saya merasa iri dan malu, mbak oki,  yang mendapat hidayah ketika sudah remaja. mulai mendalami islam ketika sudah dewasa, namun dari kata-kata yang ia tuliskan dalam bukunya terlihat ia begitu khusyu' dalam berdoa, tetap positive thinking dengan jalan yang diberikan Allah dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.

berbeda jauh dari saya, yang sejak kecil dididik di lingkungan islam, setiap hari mengaji di pesantren, sekolah di MTs dan MA (sekolah umum naungan depag berbasis islam, ada banyak pelajaran agamanya), tinggal di asrama sekolah. namun, rasanya saya belum pernah berdoa sekhusyu' itu, belum pernah bersyukur sedemikian syukurnya, belum pernah ikhlas seperti ia. padahal, kehidupannya lebih berlika-liku daripada saya. saya sungguh malu, sekaligus iri.

Ketika Cinta Bertasbih, film yang dibintangi Oki

mbak oki dengan bukunya
Jumat, 05 Juli 2013 0 komentar

Ranah 3 Warna by A. Fuadi

Ranah 3 Warna karya A. Fuadi

menyempatkan diri untuk baca-baca novel rupanya cukup sulit ketika liburan. sudah lebih dari sebulan aku libur semester dan alhasil, pipiku mulai tembem lagi. biasanya, jam delapan malam aku sudah tertidur dengan masih memegang novel. di pagi hari ketika aku bangun, bukuku sudah terlipat-lipat karena tertindih ketika tidur. setelah beberapa minggu, baru novel ini selesai kubaca, dengan semangat baru tentunya, karena banyak sekali pencerahan yang kudapat dari sini.

 novel ini adalah seri kedua dari trilogi karangan A. Fuadi yang berjudul Negeri 5 Menara. ceritanya tentang Alif yang akhirnya lulus dari pondok madani, kemudian mendapati dirinya yang tidak bisa melanjutkan kuliah di ITB, sebab mata pelajaran yang ia dapatkan di pondok madani lebih memrioritaskan bidang sosial, seperti bahasa inggris, bahasa arab, berpidato dan sejarah-sejarah islam. alif berpikir untuk realistis, tidak mungkin dia dapat memahami pelajaran sains dari kelas satu hingga kelas tiga hanya dalam kurun waktu dua bulan. akhirnya ia memutuskan untuk mengambil jurusan hubungan internasional di Unpad.
setelah usaha mati-matian, mempelajari banyak mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dari kelas satu hingga kelas 3 selama 2 bulan, akhirnya ia menghadapi UMPTN. awalnya ia ragu, namun bagaimanapun ia harus menghadapinya.
sebulan telah berlalu, hari diumukannya hasil UMPTN telah tiba. rupanya, usaha mati-matian itu tidak sia-sia, ia diterima di Hubungan Internasional: UNPAD.

hari-hari selanjutnya ia lalui di rantau, Bandung. berbagai rintangan baru ia hadapi, mulai dari ayahnya yang sakit hingga meninggal dunia, beban ekonomi yang menuntutnya untuk bekerja keras untuk bertahan hidup di rantau, sakit keras, hingga IP yang turun drastis. namun, akhirnya alif dapat melalui badai rintangan ini, hingga akhirnya ia mengikuti student exchange, dan mendapati dirinya telah berada di Kanada, Amerika: benua impiannya. petualangan baru pun ia lalui di benua ini.

permasalahan dengan Randai, sahabat karibnya juga menjadi bumbu di novel ini, mulai dari urusan tetek bengek seperti pinjam-meminjam komputer hingga persaingan memperebutkan Raisa, gadis pujaan mereka.

novel ini menegaskan bahwa menghadapi badai kehidupan tidak cukup hanya berpegang pada mantra "man jadda wajada", melainkan kita juga membutuhkan mantra selanjutnya, "man shabara zhafira."

di akhir cerita, A. Fuadi menuliskan inti dari cerita panjang alif di novel ini:

"man jadda wajada saja tidak cukup, sebab jarak antara usaha yang sungguh-sungguh dengan hasil yang memuaskan itu tidak bersebelahan. jarak antara usaha dan hasil ini hanya bisa diisi dengan sabar. sabar bukan berarti diam saja, sabar di sini adalah aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar dengan tetap menyerahkan segalanya pada Allah. rupanya, kesabaran di sini menimbulkan keajaiban yang luar biasa. kejaiban dan keberuntungan. padahal, keberuntungan ini diperoleh dari dari hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih. man shabara zhafira. siapa yang sabar akan beruntung." 


ada beberapa hal yang membuatku penasaran dari novel ini, pertama, karena aku suka sekali makan, hahha, aku penasaran sekali dengan masakan-masakan mado, orang tua angkat alif di Kanada. soupe aux pois yang berwarna kuning, dibuat dari kacang ercis. salmon bakar dan baked bean. pouding chomeur, dan baaaanyak lagi. hmmmm, membayangkannya saja aku sudah ngiler sendiri, hehehe.

berikutnya, setelah beberapa tahun, alif kembali lagi ke Kanada dengan istrinya. ini di yang membuatku penasaran. gimana ceritanya dia ketemu istrinya ini? sepertinya ini akan terjawab di novel ketiganya: Rantau 1 Muara.

satu hal lagi yang membuatku penasaran. yup. daun maple. pada musim gugur, Pak Fuadi menggambarkan daun ini berwarna merah kecoklatan. warna yang indah menurutku. warna yang romantis. ups. aku benar-benar penasaran hingga berharap kelak aku bisa menyentuhnya secara langsung *semogaaaa*. sebenarnya pembatas buku novel ini juga berbentuk daun maple, tapi rasanya tidak puas kalau tidak bisa menyentuh daun aslinya, tidak bisa merasakan tekstur kasar dari daun itu. jadi pembatas buku itu tidak bisa memuaskan rasa penasaranku.dari mbah google, aku juga mendapatkan beberapa gambar daun maple:







banyak sekali pelajaran kehidupan yang kudapatkan dari novel ini. bisa dikatakan novel ini yang menyadarkanku yang akhir-akhir ini lalai akan kenikmatan Allah. hmmmm. tak sabar rasanya menunggu seri ketiganya: Rantau 1 Muara. berharap temanku segera membelinya dan aku bisa pinjam, hehehe.




Jumat, 28 Juni 2013 2 komentar

Negeri 5 Menara by A. Fuadi

Negeri 5 Menara by A. Fuadi

aku sudah pernah mendengar buku ini ketika masih duduk di bangku SMA, salah seorang temanku-namanya
Novi- memamerkannya padaku. saat itu aku sudah kelas tiga, aku memang berencana untuk tidak menyentuh novel dulu sebelum aku jelas-jelas lulus dan diterima di universitas, jadi saat itu aku tidak tertarik untuk membacanya karena begitu banyak hal yang lebih penting yang harus kupikirkan #pikirku saat itu.
hingga sekitar sebulan yang lalu, ketika sudah masuk liburan semester, temanku menawarkannya padaku. katanya cocok sama kisahku-aku memang sering curhat sama temanku ini.
begini katanya, "kayaknya kamu mesti baca 5 menara."
"bagus sih kata temenku dulu, tapi masih banyak buku yang antre mau kubaca, hehe," jawabku cengengesan,  kebiasaanku memang membeli banyak buku skaligus untuk liburan.

"udah bawa aja bukuku ini, pasti kau nanti dapat pencerahan dari sini"

"oya?"
begitu aja sih responku saat itu, tidak terlalu tertarik dan sedikit merendahkan, tapi karena temanku ini sudah rela meminjamkannya padaku, jadi kubawa saja buku itu. dia juga meminjamkan buku seri keduanya yang berjudul Ranah 3 Warna.

hingga ketika sampai di rumah, aku mulai penasaran lalu mulai kubaca.
dan ternyata, di lembar pertama saja mataku sudah meleleh. disitu dikisahkan Alif yang sejak dulu memimpikan sekolah di SMAN Bukittinggi, tapi tidak diperbolehkan oleh orang tuanya. ia harus memenuhi keinginan orang tuanya menuntut ilmu di pesantren, Pondok Madani.
mataku menerawang, aku teringat ketika aku rajin menabung saat masih duduk di bangku MTs (sekolah naungan depag setara dengan SMP), kataku saat itu, "untuk nanti melanjutkan sekolah ke SMA Bukan Main". memang sejak kecil aku memimpikan bisa sekolah di situ, sengaja nama aku samarkan, hehe. SMA Bukan Main memang sekolah paling prestis di kotaku. namun ketika aku berniat mendaftar, orang tuaku melarang, aku malah harus melanjutkan ke Madrasah Aliyah dan masuk di asrama sekolah

kalau dipikir-pikir, memang banyak kesamaan antara alif dan aku (pedenya)
alif bermimpi sekolah di SMAN 1 Bukittinggi, aku bermimpi sekolah di SMA Bukan Main
alif akhirnya mondok di Pondok Madani, aku akhirnya sekolah di madrasah aliyah
alif tak bisa ke ITB, aku juga
alif tak bisa jadi seperti pak Habibie,aku tak jadi bu Ainun (sejak kecil aku bermimpi sekolah ke ITB, namun orang tuaku melarang hingga aku memutuskan untuk mengikuti tes di kedokteran, namun gagal juga T.T)


tapi kemudian alif bersabar dan beruntung bisa ikut student exchange ke Kanada (ini di Ranah 3 Warna)
dan nah, ini dia aku yang belum. aku bersabar, ya aku sabar dan yakin pasti ada hikmahnya, tapi belum sampe ke student exchange ini. entah kapan ya aku bisa ke Jepang, Prancis, khayalan langitku sejak dulu.

entah kapan itu kelak akan terjadi, yang pasti novel ini memompa semangatku lagi. mimpiku yang sempat pupus karena gagal jadi seperti bu Ainun, membuatku lupa akan mimpi-mimpi masa kecilku untuk bisa ke luar negeri. ya, sejak kecil aku ingin sekali bisa belajar ke Jepang. karena aku gagal ketika mengikuti tes untuk masuk kedokteran, aku jadi patah semangat.

namun buku ini berhasil menyadarkanku, bahwa setiap jalan yang Allah berikan pasti menyim pan hiikmah dan kejutan yang tak disangka-sangka. beberapa nasihat kiai Rais dalam buku ini juga terasa sepeti menasehatiku secara langsung.
aku juga tersihir dengan kata-kata ini
man jadda wajada
man shabara zhafira
man sara ala darbi washala

dan masih banyak kata-kata lain yang menjadi inspirasiku. namun, diantara kata-kata itu, kata yang paling menyihir adalah, "jangan pernah meremehkan mimpi walau setinggi apapun, sungguh Allah Maha Mendengar"

dan aku yakin Allah pasti mendengar mimpi-mimpiku, doa-doaku. sungguh Allah Maha Mendengar.

tak lupa, terima kasih untuk temanku nina yunindar yang sudah meminjamkan bukunya, ingat, man shabara zhafira kawan :)
Jumat, 10 Mei 2013 0 komentar

GET READY FOR HOLIDAY !

"libur telah tiba.."
"libur telah tiba.."
"hore"

"HORE"

ye ye yeeee...akhirnya liburan telah tiba (kurang seminggu sih). gak nyangka bangeet akhirnya semester ini terlewati juga :'( (terharu). semester ini bener-bener sesuatu deh.
oke. jadi buat persiapan liburan aku udah beli beberapa novel (yeee). kemarin aku ke gramedia book store, aku beli Lust for Life nya Irving Stone. buku ini udah lama banget sih, tapi aku tertarik banget soalnya disitu menceritakan tentang vincent van gogh. novel ini juga udah pernah difilmkan sih, tapi bagiku lebih asik kalo baca sendiri
oya selain lust for life ni, aku juga beli the hobbit nya JRR Tolkien. pasti nggak asing kan sama buku ini, soalnya baru aja difilmkan akhir 2012 lalu. aku udah nonton sih, tapi sesuai sama pengalaman-pengalaman sebelumnya, baca bukunya pasti lebih seru.
aku juga beli buku resep sama buku tentang analisis tulisan tangan. sumpah aku boros banget ya. tapi ini emang udah rencana dari jauh-jauh hari lho. udah beberapa bulan lalu aku mulai mengurangi uang jajan, ku tabung deh buat beli buku di akhir semester. dan akhirnya sekarang keturutan juga :D
rencananya, mumpung liburan panjang di rumah, aku mau ngembangin hobiku yang satu ini. yup! memasak. aku suka sekali coba-coba resep baru. cuman gara-gara lama jauh dari rumah, aku harus nahan hobi yang satu ini. jadi, aku beli juga satu buku resep.
oya, mengenai analisis tulisan tangan, sebenarnya beli buku ini di luar rencana. pas kebetulan aku nyari-nyari buku tentang psikologi trus nemu buku yang satu ini. mumpung uang tabungan masih sisa nih, juga kebetulan aku lagi penasaran sama tulisan tangan temenku yang menurutku aneh banget. jadi setelah baca bentar dan menurutku juga lumayan menarik, akhirnya ku beli sekalian deh.
ini nih buku-buku yang kemarin kubeli:




Jumat, 15 Maret 2013 0 komentar

O R G A N I C : Aryl Halide

I've presented this topic in front of the class guys. i'm sure it was not a successfull presentation. but now i want to explain in this site



aryl halides are compounds containing halogen attached directly in its aromatic ring. see, benzene which is its one or more hydrogen atoms are replaced by halogen. here I give you some example




m-chloronitrobenzene
bromobenzene

 here I give some physical properties of this compound:^^ if there is only one halogen subtituent, this compound is colorless liquid at room temperature, but if it has two or more halogen subtituent, it is at solid phase at room temperature.^^ each aryl halide compound has different odor^^ aryl halide doesn't dissolve in water and sulfuric acid, but it can be dissolved in organic solvent such as alcohol, ether^^ para isomer has higher melting point than meta and ortho isomer because of its intracrystalline forces (to be honest, I'm still confused how it can be) 

for chemical properties, aryl halide is inert toward nucleophilic substitution at normal condition. but at high temperature and high pressure, this reaction can be occured follow this equation:

C6H5X +   Nu >> C6H5Nu + X


on the contrary, aryl halide is reactive toward electrophilic subtitution and give para and meta isomer :




Aryl halide can be prepared by halogenation toward benzene, diazonium salt synthetis and sandmayer reaction


 
;