Melukis Pelangi, karya Oki Setiani Dewi |
Siapa sangka, mbak Oki Setiani Dewi, pemeran Anna Althafunnisa dalam film Ketika Cinta Bertasbih, memiliki lika-liku kehidupan yang amat menyentuh. lewat bukunya, Melukis Pelangi, ia menceritakan roda kehidupannya, dari seorang remaja yang terobsesi menjadi artis, hingga benar-benar menjadi pemeran utama film KCB yang mendapat banyak penghargaan. dari seorang figuran yang berpakaian serba mini dan ketat, hingga menjadi aktris yang bangga dengan jilbabnya. buku ini, menceritakan bagaimana ia mendapat hidayah Tuhan untuk memulai berjilbab dan menekuni pengetahuan agamanya.
cerita di mulai ketika ia masih kecil. sejak kecil ia sudah berprestasi. ia memenangkan banyak lomba peragaan busana. awalnya ia kalah, namun kekalahan itu malah memicunya untuk terus mencoba dan mencoba, hingga ia memenangkan lomba peragaan busana. malah di acara lomba berikutnya ia tidak diperbolehkan ikut lagi, sebab ia selalu menang dan dimaksudkan memberi kesempatan pada peserta lain. namun rupanya prestasinya tidak berhenti di sini, ia memang tidak diperbolehkan lagi ikut lomba, tapi ia dijadikan dewan juri. seorang remaja dengan usia belasan tahun sudah menjadi juri peragaan busana. bukan hanya itu, di bidang akademik, ia selalu berkibar. ia banyak menjadi MC di acara-acara sekolah, maupun di luar sekolah. namanya sudah berkibar di kota kelahirannya, Batam. ia sadar, jika ia ingin memperlebar sayapnya, ia harus hijrah ke lain tempat. maka ketika menginjak SMA, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta.
di Jakarta, ia sekolah di daerah Depok. tinggal sendirian di ibukota di rumah kontrakan ketika berusia 16tahun. di sini ia mulai menjadi figuran. ternyata, jadi figuran itu nggak mudah. sepulang sekolah ia langsung ke lokasi syuting hingga jam lima pagi keesokannya, begitu setiap hari hingga jadi kurang tidur dan prestasi di sekolahnya merosot. cobaan datang ketika ibunya menderita penyakit kulit, phempigus vulgaris. di sini ia akhirnya memutuskan untuk berjilbab sebagai doanya agar ibunya sembuh. entah ini cobaan atau hidayah, kalau menurut saya, ini adalah hidayah bagi mbak oki.
saya mulai meneteskan air mata ketika membaca di bagian ini. betapa sakitnya ketika melihat ibu yang menahan sakit dari luka perih yang ada di seluruh tubuhnya. yang lebih mengharukan, ibunya tetap berusaha menyembunyikan rasa perihnya. ketika di rawat di rumah sakit, ibunya meminta oki untuk keluar dari kamarnya ketika perawat akan menggantikan pakaiannya, sebab ia akan menjerit kesakitat akibat bajunya menempel pada luka yang melepuh
satu hal, yang membuat saya merasa iri dan malu, mbak oki, yang mendapat hidayah ketika sudah remaja. mulai mendalami islam ketika sudah dewasa, namun dari kata-kata yang ia tuliskan dalam bukunya terlihat ia begitu khusyu' dalam berdoa, tetap positive thinking dengan jalan yang diberikan Allah dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
berbeda jauh dari saya, yang sejak kecil dididik di lingkungan islam, setiap hari mengaji di pesantren, sekolah di MTs dan MA (sekolah umum naungan depag berbasis islam, ada banyak pelajaran agamanya), tinggal di asrama sekolah. namun, rasanya saya belum pernah berdoa sekhusyu' itu, belum pernah bersyukur sedemikian syukurnya, belum pernah ikhlas seperti ia. padahal, kehidupannya lebih berlika-liku daripada saya. saya sungguh malu, sekaligus iri.
Ketika Cinta Bertasbih, film yang dibintangi Oki |
mbak oki dengan bukunya |